You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Padang XI Punggasan
Desa Padang XI Punggasan

Kec. Linggo Sari Baganti, Kab. Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

Sejarah Nagari Padang XI Punggasan

02 Januari 2019 Dibaca 1.574 Kali

                               ASAL-USUL PENDUDUK NAGARI PUNGGASAN

 

Ribuan tahun silam dari sungai pagu ada seorang yang bernama Paklaba pekerjaan mencari manisan dan lilin laba serta mamikek buruang kenagari Punggasan sekarang yang diwaktu itu belum bernama Punggasan cuma terdiri dari rimbo rayo.dari padang tempat berpikek buruang dari Sungai Pagu dengan melalui  Bukit Musang apabila Pak Laba ka Bukikn Sikai dan manurun sampai dia ke Kuleka pesisir laut Punggasan.Selama Pak Laba berpikek sambil mencari manisan dan lilin laba pada tempat yang tersebut diatas dia pun berpandangan pada tempat dia yang dilihat yaitu sangat baik dibuat Nagari dan baik tanah yang dapat dijadikan sawah untuk ribuan penduduk.

Demikianlah kata Pak Laba tegak diatas Bukit Sikai memandang arah kebarat terlihatlah dataran rendah Punggasan yang ditengah dataran itu mengalir batang air Punggasan dengan anak sungai batang Pangian,batang air Lagan dengan anak sungai batang air Pangian,batang air Lagan yang mutunya cukup untuk dijadikan sawah untuk kebutuhan dan lainnya.Sekembalinya dia ke Sungai Pagu Pak Laba menceritakan semua pendapatnya kepada Pertuan dan Tuangku Panghulu Sungai Pagu setelah mendapat persatuan dalam siding adapt Kerapatan Adat dalam Sungai Pagu berangkatlah bersama-sama Pak Laba serta rombongan penduduk Sungai Pagu untuk melakukan peninjauan yang dia pelopori oleh satu-satunya yaitu Malayu manganjua,Kampai Rajo Putiah,Panai serta lareh nan batiga sipatuik jambak,sikumbang dan caniago.

Sesampainya mereka di bukit Sikai menurun ke kayu arang kayu dibakar oleh Pak Laba sewaktu mencari manisan dan lilin laba dari kayu arang turun ke Lagan mereka mencari tempat bermalam yaitu kasabatang kayu lagan yang kecil yaitu Lagan Kecil seorang dari Lagan Kaciak itu mereka pindah ke Lagan Gadang juga berasal dari kayu Lagan yang gadang atau besar.Dari Lagan Gadang mereka menuju arah kebarat dan bermalam pula dibawah sapohon Tandikat dan pada hari berikutnya bermalam pula sapohon Ambacang,kini semua tempat itulah menjadi Kampung.Bukit sikai,kayu arang,Lagan ketek,Lagan Gadang,Tandikek dan  Ambacang.Selesai melakukan pemeriksaan dan peninjauan yang tersebut diatas rombongan itu kembali ke Sungai Pagu menjemput kaumnya untuk membuat Taratak pada tempat yang telah ditinjaunya itu dalam perjalanan ini.Untuk menyampaikan maksudnya yang tersebut,sesampainya mereka di Bukik Sikai mereka menurun arah kekiri ke Kampung Akat sekarang.Asal namnya dari mufakat yaitu tempat membuat mufakat.Nama Nagari yang bakal dijadikan itu adalah tempat Paunggasan maka dinamakan Nagari yang bekal diperbuat itu Punggasan yang asal katanya dari Paunggasan tempat berpikek buruang dari Kampung Akat mereka mengatur membuat lading,Taratak dari Lagan Ketek ke Lagan Gadang dan seluruh Kampung-kampung yang ada sekarang seperti Tandikek,Ambacang,Koto Panjang dan lain-lainnya.Timbulnya atau terjadinya Penghulu-penghulu dalam Nagari Punggasan selesai dia rombongan yang datangnya dari Sungai Pagu.

       DATANG PULO SATU ROMBONGAN

Satu rombongan lagi dari Pariangan Padang Panjang dengan melalui pasir nan panjang yang terdiri tujuh orang dalam kesukuan malayu ampek niniak dan tiga laras nan bertiga yaitu Andiko-andiko Gadang dalam melayu ampek niniak dan tigo laras nan bertiga.Sekarang kesemuanya orang yang tersebut diatas tinggal dibagian pesisir laut dengan mempunyai kekuasaan yaitu hak dacing pengeluaran ubur-ubur gantuang, kamudian bayang pamukatan nan payuang panji aur nan babidang-bidang ombak nan gadang,kalaso nan runciang tanduak.Kesemuanya diatas pucuak kedalam kekuasaan mengingatkan keadaan yang sedemikian dan menurut Hukum alam dan masyarakat mau tak mau terpaksalah mereka mengikut penghulu diwaktu yang akan memungut melaksanakan jamu peraturan yang tersebut diatas.Penghulu yang akan diangkat itu hendaklah mempunyai syarat seperti berani,pandai,arif,bijaksana ,berbudi luhur dan lain-lainnya.Maka timbulah dalam saat itu dulunya dengan memakai gelar”Datuak Sutan Barain” saetelah mereka lama bertempat tinggal dipesisir laut itu.

Pada suatu hari atas kesempitan pergilah mereka menuju memudikan batang air Punggasan yang tujuannya akan mencari tempat yang baik akan dijadikan pula lading dan sawah.Sampai mereka di Tandikat sekarang bertemulah dengan rombongan yang dating dari sungai Pagu kedua belah pihak menegaskan mereka masing-masingnya yang berhak berkuasa dalam negeri yang tersebut kemudian mententramkan keadaan,diadakannya perundingan oleh kedua belah pihak dan dalam perundingan itulah dapatlah diperbuat Undang-undang ketentuan hak masing-masing itu :

  1. Tanah-tanah yang dilimbur pasang jatuh menjadi hak orang yang bertujuh yang dating dari melalui pasir panjang nan tersebut.
  2. Yang tak dapat dilimbur pasang menjadi hak orang nan barampat yang datang dari Sungai Pagu.Jadi dengan hukum yang demikian disaat itu terbagi dualah kekuasaan dalam Nagari Punggasan yaitu sebalah kehilir kekuasaan oleh orang yang bertujuh dan sebelah kemudik dikuasai oleh orang nan barampek.Kemudian setelah Nagari bertambah baik juga dan penduduk bertambah ramai.Dapatlah kesepakatan bertempat di Ambacang untuk mengadakan Penghulu Pucuak nan empat yaitu :
  3. Dalam suku Kampai Datuak Sutan Maruhun.
  4. Dalam suku Malayu Datuak Sutan Emas.
  5. Dalam suku Panai Datuak Sutan Batuah.
  6. Dalam suku Tigo laras nan batigo gadang bagelaian didalam suku Jambak dengan gelarnya Datuak Bandaro Jambak,Sikumbang dengan gelarnya Datuak Maharajo dirajo,Caniago dengan gelar Datuak Bandaro Sati.

Selanjutnya untuk kelancaran pekerjaan menurut sepanjang dalam persuukuan Malayu dan Tigo laras nan batigo diadakan Andiko Gadang sandi sarato pucuak.

Sandi pucuak nan barampek dalam suku malayu yaitu : 1.Datuak sutan Barain, 2.Datuak Rajo Sati, 3.Datuak Maharajo, 4.Datuak Rajo Malayu dan berlima dengan pucuaknya Datuak Bagindo Sutan Emas.Dalam Tigo lareh nan batigo yaitu  : 1.Datuak Mangkuto Basah dalam suku jambak, 2.Datuak Patiah Malawani dalam caniago, 3.Datuak Rangkayo basah dalam suku sikumbang,barampek dengan pucuaknya Datuak Bandaro Jambak.Dalam suku  Kampai 1. Datuak Bagindo Sulaiman penungkat Mandaro Hitam, 2.Datuak Mandaro Putioah penungkat Lelo Sutan, 3.Datuak Tamangusi penungkat Rajo Mudo, 4.Datuak Magek Batuah penungkat Datuak Rajo Lelo dan balimo dengan pucuaknya Datuak Sutan Maruhun.Dalam Suku Panai : 1.Datuak Rajo Alam penungkat Rajo Kayo, 2. Datuak sampono Mudo penungkat Malintang Panai, 3.Datuak Panji Alam Batuah penungkat Datuak Bandaro Panai, dan barampek dengan pucuaknya  Datuak Sutan Batuah.

Demikianlah menurut sepanjang adat dalam Nagari Punggasan sampai sekarang masih disebut Malayu ampek Niniak berlimo dengan pucuaknya,tigo lare nan batigo berempat dengan pucuaknya, Kampai empat buah paruik balimo dengan pucuaknya, Panai tigo ibu berempat dengan pucuknya. Demikianlah asal usulnya sampai jadi penghulu nan salapan belas dalam Nagari Punggasan anggota Kerapatan Adat tinggal di Nagari Punggasan oleh orang yang bertujuah dan orang yang berempat jauh mencari rindu dan dekat mencari suku kemudian mengingatkan Nagari bertambah ramai juga,sampailah dibantu Andiko kedalam tiok-tiok suku masing-masing.Apalagi disebut dan pekerjaan kepucukan suku masing-masing bertambah baik juga,sampailah dibantulah di tiap-tiap kepucukan seorang wakil,lemah nan bertungkat pantai nan batupang yang dijadikan dalam lingkungan paruik.Kepucukan masing-masing seperti dalam kepucukan malayu datuak Sutan Emas penungkatnya Datuak Rajo Adil,dalam kepucukan tiga laras nan batigo Datuak Bandaro Jambak penungkatnya Datuak Bandaro Panjang,Datuak Mandaro Sati penungkatnya Datuak Nan Garang,Datuak Maharajo Dirajo penungkatnya Datuak Samat Dirajo,dalam kepucukan Panai Datuak Sutan Batuah penungkatnya Datuak Rajo penghulu dalam Panai labuan,Datuak Bandaro Panai dalam suku panai Kampung Manggis,dalam kepucukan Kampai Datuak Sutan Maruhun gadang bagelai dengan Datuak Rajo Bagindo penungkatnya datuak Tan Mangkuto.

Apabila kepucukan menjadi Kepala Nagari maka dia menjalankan pekerjaan kepucukan adalah Wakil penungkat kepucukan yang tersebut sebagaimana uraian diatas.Dimasa yang silam di Nagari Punggasan terbagi dua kekuasaan   :

1.Yang dapat dilimbur pasang hak orang nan batujuah.

2.Yang tidak dapat dilimbur pasang menjadi hak orang yang berempat.

 

Setelah teratur yang demikian tidak hanya membawa kekekalan dan kemudian menjadi berubah adalah disebabkan sesudah berapa tahun dari pembagian.Setelah berkembang datanglah rombongan lain ke Nagari Punggasan yaitu satu rombongan dari Indrapura.Sesampainya rombongan di Tandikat sekarang salah satu dari rombongan tersebut ditanduk seekor kerbau jalang sampai mati seketika itu juga.Orang yang berempat menuduh orang yang bertujuh dan sebaliknya orang nan batujuah menuduh orang nan berempat sehingga disaat itu  tidak dapat ketentuan siapa yang sebenarnya empunya kerbau itu.Menginggat keadaan yang demikian itu maka meminta pertimbangan ke Nagari Air Haji yaitu Nagari yang berdekatan dengan Nagari Punggasan maka menurut Hukum sepanjang adapt terbayar kepada kedua belah pihak yaitu barang emas sakundi-sakundi,sasukatan sulang aliang.Setelah itu orang yang berempat dan orang yang batujuah memperbesar Nagari yaitu Nagari Padang Sebelas,artinya Lintang Ampek berdasarkan yang bertujuah dan yang berempat,jumlahnya sebelas dengan memperhatikan juga kekuasaan Nagari terpegang pada orang tersebut dengan tidak menentukan orangnya masing-masing.

Karena bertambahnya jumlah penduduk dan kekuasaan  maka Kampung yang ada di Lagan dan penduduk Kampung Lagan yang berasal dari Sungai Pagu makin lama makin bertambah ramai juga dan ada sebagian telah ada membuat pondok untuk tempat diam. Dan pondok itu dibuatnya ladang dan menanam tanaman muda. Keadaan yang semacam itu tidak berapa lama mereka itu terpaksa pindah dan meninggalkan tempat yang baru itu. Karena mereka diganggu oleh gajah dan setengahnya ada yang pindah ke mudik Punggasan dan yang lain kembali ke Sungai Pagu. Kampung yang ditinggalkan menjadi rimba belukar, lama dari itu datang lagi satu rombongan dari Pelangai atau dari Lubuak Cubadak yang dipelopori oleh 3 (tiga) macam suku yaitu  :

  1. Malayu
  2. Kampai
  3. Tigo Laras nan batigo yaitu jambak,caniago dan sikumbang.

 

Maka datang kepada Tuangku Penghulu dalam Nagari Punggasan memintak tanah untuk dijadikan sawah. Permintaan itu adat diisi limbago dituang kepada Tuangku menurut sepanjang adat dalam Nagari Punggasan berlaku sampai sekarang.

SEJARAH NAGARI PUNGGASAN

Nagari Punggasan adalah salah satu Nagari dalam Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan dan Kerinci yang mempunyai :

  • Penduduk sebanyak 8.662 jiwa,Luas 14.550 Ha, Luas sawah 1.100 Ha, hasil tiap-tiap tahun 15.200 kelebihan dari makan 96.082, hari pasarnya hari senin. Hasil Pertanian Nagari Punggasan adalah padi, kopi, damar cermin, cengkeh, karet, cabe biasa, kelapa, rokok nipah dan ikan laut. Menurut keadaan tanggal 17 Agustus 1940 batas Nagari itu sesuai dengan batas Nagari semasa sebelum perang semasa berkepala Nagari Nagari Punggasan berbatas dengan :

  - Sebelah Utara berbatas dengan Nagari Sunagai Tunu dan Pelangai

              - Sebelah Selatan berbatas dengan Nagari Air Haji

- Sebelah Timur berbatas dengan Bukit Barisan

- Sebelah Barat berbatas dengan laut Hindia

       Nama-nama Kampung pada waktu itu   :

  1.          Lagan Gadang Mudiak
  2. Lagan Gadang Hilir
  3. Lagan Ketek Mudiak
  4. Lagan Ketek Hilir
  5. Koto Panjang
  6. Padang Hilalang
  7. Limau Hantu
  8. Bunga Tanjuang
  9. Tilaok Sibuak Mudiak Tengah Padang
  10. Koto Merapak
  11. Baliak Gunung
  12. Padang Cerek
  13. Talaok Sibuak Hilir Koto Langang
  14. Kampung Manggis

15     Taratak Rajo Moliah

  1. Padang Kayu Dadiah
  2. Cubadak Ampam
  3. Rantau Batu
  4. Muara Kandis
  5. Rantau Batu Pasar lama
  6. Ambacang
  7. Tandikat
  8. Bukit Putus
  9. Air Jambu
  10. Kampung Akat.

           Sebanyak : Siriah salangguai uang lima tali kesemuanya itu adalah hak tuangku penghulu yang berbunyi Karimbo babungo kayu,kasawah babungo ampiang,kalawik babungo karang atau bakarang panuah dan runciang tanduak dan nan gadang kalasoBerhubung Kampuang di Nagari Punggasan  bertambah rapat penduduknya seperti Koto Merapak,Tilaok Sibuak Hilir dan Tandikat dan lain sebagainya.Meminta tanah kepada Tuangku Penghulu dalam Nagari Punggasan juga untuk dijadikan sawah dan ladang kelagan yang dipelopori oleh tigo suku juga seperti Kampai,Melayu dan Tigo Laras dengan adapt diisi sebagaimana yang tersevbut diatas.Penduduk berkembang biak juga Kampuang di Lagan maka diangkatlah Mamak pusako menurut Adat dalam Nagari Punggasan,yaitu untuk keamanan dan keselamatan anak kemenakan dalam suku masing-masing dibawah ini :

  1. JAMBAK, Datuk Talanai Sati,Datuak Tan Mangkuto.
  2. KAMPAI, Datuak Bandaro Hitam,Datuak Tan Moliah,Datuak Sampono Batuah
  3. MALAYU, Datuak Biso,Datuak Rajo Melayu,Datuak Lelo Mandaro
  4. CANIAGO,Datuak sampono Kayo,Datuak Rajo Basa,Datuak Patiah,Datuak Rajo Endah jumlah 12 orang penbghulu di Lagan.

Untuk kelancaran Penghulu Kampuang dalam Pemerintahan dan kaum kemudian diangkat Empat Penghulu Kampuang yang dipilih dari Mamak Pusako dalam Nagari Punggasan atau di Kampung Lagan yaitu 1.Lagan Ketek, 2.Lagan Ketek Mudiak, 3.Lagan Gadang Mudiak, 4.Lagan Ketek Hilir.Di Lagan Gadang Mudiak Datuak Sutan Barain,Datuak Rajo Garang,Datuak Telanai Sati dan Datuak Bandaro Hitam,sedangkan di Lagan Gadang Hilir Datuak Rajo Basa dan Datuak Tan moliah,Lagan Ketek Mudiak datuak Sampono Kayo,Datuak Patiah,Lagan Ketek Hilir Datuak Mandaro Jambak dan Datuak Sampono Batuah.Menurut sepanjang adapt dalam Nagari Punggasan yang mana mereka yang jadi Penghulu Kampuang Lagan yang tersebut tegak sama tinggi,duduak samo randa kemudian galah dengan Penghulu-penghulu dalam Nagari dinamai  Gadang.

BERDIRINYA PENGHULU KAPALO ATAU KEPALO NAGARI

              Penghulu atau Kepala Nagari adalah sesudah pesisir barat diduduki Belanda yang berkedudukan di Painan (Pulau Cingkuak) mula-mulanya nama penghulu itu Kepalo Nagari.Pucuak Kepalo tetapan surat Pemerintah Belanda sebabnya Puncak atau tepatan surat yang tersebut untuk sebagai Kapalo untuk menyampaikan surat untuk Nagarinya atau pun yang akan dikirim kelain Daerah kemudian kata Puncak bertukar dengan Pamuncak asal katanya dari Puncak mulainya Pamuncak itu bukan dipilih penghulu-penghulu dalam Nagari Punggasan.Tetapi adalah Angkatan Muncak dari Pemerintahan Belanda seperti Pamuncak yang pertama dalam Nagari Punggasan menganjurkan gelar DATUAK SUTAN BARAIN dalam suku Malayu,gelar Datuak Sutan Batuah dalam suku Panai kemudian Pamuncak ditukar gelarnya dengan Penghulu Kapalo dan orang yang akan menjadi Penghulu Kapalo itu adalah dipilih orang nan 18 (delapan belas) dan diangkat dari Penghulu Pucuak dengan jalan bergelaran antara 4 suku atau tigo laras nan batigo,suku Malayu,suku Kampai,suku Panai.Hak penghulu-penghulu Kapalo masih tetap oleh Pemerintah Belanda Penghulu Kapalo adalah   :

1.Saidi Gelar Datuak Maharajo Dirajo dalam suku Sikumbang.

2Narus.Datuak Tan Maruhun dalam suku Kampai.

3.Abdul Kadir Datuak Bagindo Sutan Emas dalam suku Malayu.

4.Alim Datuak Batuah dalam suku Panai.

STATUS NAGARI SESUDAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

              Semasa Pemerintahan Jepang tidak membawa tambahan kepada status Nagari karena masih tetap dipegang oleh Kapalo Nagari dengan Niniak Mamak yang delapan belas pada tahun 1956.Sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI maka dengan Maklumat Residen Sumatera Barat Nomor 21/1954 tanggal 21 Mei 1954 status Kepala Nagari dengan Ninik Mamak yang 18 jadi berubah dan ditukar dengan berwali Nagari dan DPN,tertib secara berotonomi kecil demikianlah pada tanggal 25 Juni  1956 dilakukan Pemilihan umum Pewrwakilan Nagari Punggasan.

 

SEJARAH PERKEMBANGAN NAGARI PUNGGASAN.

              Tidaklah dapat dipunkiri,perkembangan Nagari Punggasan sangat dipengaruhi oleh beberapa pergolakan yang terjadi.Pengaruh perkembangan ini dapat diuraian sebagai berikut :

  1. 1821 – 1827 berkecamuknya Perang Paderi,para Penghulu Adat dan kaumnya berpencar mencari daerah yang aman.
  2. 1942-1945 Masa Pendudukan Jepang.

Pada masa ini hukum dan Peraturan adapt tidak mengalami perubahan yang berarti,sebab Jepang mengambil hati rakyat Indonesia dengan mencanangkan Asia Timur Raya,kita bersaudara.

  1. 17-8-1945 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia./
  2. 1946-1949 masa darurat,atau yang lebih dikenal dengan Agresi Belanda.Masyarakat tidak sempat memikirkan tentang Hukum Adat maupun Hukum bernagari.Semua terlibat dalam suasana cemas dan semangat juang.
  3. 1959-1960 Pergolakan PRRI.
  4. 1965-1966 pemberontakan G.30 S PKI.Terjadi suatu peristiwa yang sangat tragis.
  5. 1983-2001 Peralihan dari Pemerintah Nagari ke Pemeritahan Desa.Sehingga di Nagari Punggasan dari 1 (satu) Nagari menjadi 15 desa,darei 15 Desa digabung menjadi 6 Desa,yaitu Desa Pasar Punggasan,Desa Punggasan Timur,Desa Padang XI Punggasan,Desa Punggasan Utara,Desa Lagan Hilir Punggasan,dan Desa Lagan Mudik Punggasan,sesuai dengan Undang-undang No 5 Tahun 1979,sementara Kerapatan Adat Nagari (KAN) tetap satu kesatuan hukum Adat tidak ada perubahan di Nagari Punggasan.
  6. 2001-2002 di Nagari Punggasan sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat No 09 Tahun 2000 kembali ke Pemerintahan Nagari diperkuat dengan Pertauran Daerah Kabupaten Pesisir Selatan 02 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari,maka Desa yang ada di Nagari Punggasan biasanya 6 Pemerintahan Desa digabung menjadi satu yaitu menjadi Nagari Punggasan.Untuk pengabungan Desa menjadi Nagari,diNagari Punggasan dipilih secara musyawarah dan mupakat Pjs Wali Nagari maka terpilih YUSRI AFNIDAL,S.Sos bertempat di Mesjid Raya Uswatun Hasanah Pasar Punggasan.Dan Pjs Wali Nagari mempasilitasi untuk memilih DPN (Dewan Perwakilan Nagari) dan BMAS ( Badan Musyawarah Adat dan Syara’).Selanjutnya setelah terpilih DPN yang beranggotakan 15 orang perwakilan dari 6 Desa dari 5 unsur yang ada dan begitu juga BMAS di Nagari Punggasan.Untuk ketua DPN terpilih AHMAD NURDIN DT BDR PANAI dan ketua BMAS terpilih JAMAAN DT RAJO PENGHULU yang beranggotakan 9 orang.
  7. 2002-2007,Nagari Punggasan melakukan pemilihan Wali Nagari,dan terpilih Ahmad Nurdin Dt Bdr Panai menjadi Wali Nagari Punggasan dilantik pada tanggal 30 Juni 2002 dan berakhir 31 Juli 2007.
  8. 2007-2010 Nagari Punggasan dipimpin oleh Ir.Nuzirwan.N.MT mengantikan Ahmad Nurdin Dt Bdr Panai yang telah habis masa jabatannya.Pada masa Ir.Nuzirwan.N.MT yang juga Camat Linggo Sari Baganti mengantarkan Nagari Punggasan menjadi Nagari berprestasi di Tingkat Propinsi Sumatera Barat dan di Tingkat Nasional.Dan berdasarkan musyawah dan mupakat sesuai dengan Perda Kabupaten No 8 Tahun 2007 dan Peraturan Bupati Pesisir Selatan No 33 dan 34 membuka peluang kembali untuk pemekaran Pemerintahan Nagari,dengan kesepakatan semua unsure yang ada di Nagari Punggasan sepakat untuk pemekaran pemerintahan Nagari dan terpilih sebagai ketua Pemekaran pemerintahan Nagari Mauman Dt Bdr jambak,setrelah melalui propes di Kabag Pemerintahan Nagari akhirnya Nagari Punggasan menjadi 6 Pemerintahn Nagari.Maka pada tanggal 20 Desember 2009 dilakukan Pemilihan Wali Nagari secara serentak di 6 Pemerintahan Nagari. Di Nagari Punggasan terpilih Kasdiman, Punggasan Timur Syaprijal, Padang XI Punggasan Rusdiman,S.Pt, Punggasan Utara Syaprisal, Lagan Hilir Punggasan Mardison, dan Lagan Mudik Punggasan Rabeanson, ke 6 Wali Nagari terpilih dilantik oleh Camat Linggo Sari Baganti atas nama Bupati Pesisir Selatan pada tanggal 22 Januari 2010. maka berakhirlah masa tugas Ir.Nuzirwan.N.MT sebagai PJ Wali Nagari Punggasan.
  9. 2010-2015, Nagari Padang XI  Punggasan dipimpin oleh Rusdiman S.Pt ,sebelum menjadi Wali Nagari adalah sebagai pendamping lokal (PL) di UPK Kecamatan Linggo Sari Baganti

 

PEJABAT KEPALA PEMERINTAHAN NAGARI DAN MASA JABATANNYA

NAGARI PUNGGASAN - NAGARI  PADANG XI PUNGGASAN KEC.LINGGO SARI BAGANTI

 

NO

NAMA/GELAR

MASA TUGAS

JABATAN

1.

Mangajua Dt Tan Brain

1811-1834

Ketua Nagari

2.

Duri Dt Tan Maruhun

1834-1855

Ketua Nagari

3.

Laram Dt Tan Batuah

1855-1878

Muncak Nagari

4.

Saidi Dt Rj Majo Dirajo

1878-1898

Muncak Nagari

5.

A.Kadir Dt Bgd Tan Ameh

1898-1915

Muncak Nagari

6.

Siadam

1915-1930

Muncak Nagari

7.

Narus Dt Tan Maruhun

1930-1946

Lupalo Nagari

8.

Abdul Rahman

1946-1951

Lupalo Nagari

9.

A.Salam Telanai Sati

1951-1955

Lupalo Nagari

10.

Suin Cai

1955-1957

Lupalo Nagari

11.

M o n d o

1957-1958

Lupalo Nagari

12.

H.M.Sunar Dt Tan Batuah

1958-1966

Lupalo Nagari

13.

H.Abd Rahman

1966-1971

Wali Nagari

14

H.Syamsonger

1971-1975

Wali Nagari

15

Abu Salam

1975-1977

Wali Nagari

16.

Ilyas Mai

1977-1979

Wali Nagari

17.

Suin Cai Dt Tanun Mkt

1979-1983

Wali Nagari

 

 

1983-2001

Pemdes

18

Yusri Afnidal,S.Sos

2001-2002

Pjs Wali Nagari

19.

Ahmad Nurdin Dt Bdr Panai

2002-2007

Wali Nagari

20.

Ir.Nuzirwan.N.MT

2007-2009

Pj Wali Nagari

21.

Mawardi, S.Sos

2009 - 2010

Pj Wali Nagari Pdg XI Pgs

22.

Rusdiman, S.Pt

2010 - 15

Wali Nagari Padang XI Punggasan

23

Ermandianto,S.IP

2016

Pj. Wali Nagari Padang XI Punggasan

24

Mulkis.M.Pd.I

2017-2022

Wali Nagari Padang XI Punggasan

 

 

demikianlah Sejarah Nagari ini ditulis dengan catatan tidak menguraikan keadaan atau barih balabeh Sako Pusako baik itu kaum maupun pasukuan.